Mengenal Rasio Likuiditas: Pengertian & Cara Menghitungnya
Adanya rasio likuiditas mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayarkan hutang jangka pendeknya. Memang rasio ini bisa mengukur seberapa likuid perusahaan tersebut.
Bisa diartikan juga bahwa rasio ini sebagai gambaran posisi uang kas dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban hutang dengan waktu yang telah disepakati. Mendapatkan hasil rasionya, pengukurannya tidak bisa dilakukan sekali, namun berkali-kali dengan jangka waktu tertentu. Nantinya bisa melihat perkembangan likuiditas perusahaan.
Begini Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Pengukuran rasio ini akan terus dilakukan hingga perusahaan mengetahui apakah mengalami mampu melunasi hutang berarti likuid, jika tidak maka ilikuid. Untuk mengetahui perkembangannya bisa dengan mencoba menghitungnya dengan rumus berikut.
1. Menghitung Rasio Lancar (Current Ratio)
Untuk menghitung rasio lancar atau current ratio ini masih tergolong mudah dan lebih sederhana dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Jenis rasio likuiditas yang satu ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dengan jangka pendek dan aktiva lancar.
Aktiva lancar / hutang lancar x 100%
Contohnya pada suatu perusahaan memiliki aktiva yang lancar sebesar Rp 20 juta dan kewajibannya atau hutang lancar sebesar Rp 10 juta. Dengan begitu rasio lancar atau current ratio perusahaan ini sebesar.
Rp 20.000.000 / Rp. 10.000.000 x 100% = 2.0
Melalui data tersebut bisa disimpulkan bahwa perusahaan ini memiliki rasio seesar 2.0 yang berarti kondisi keuangannya masih bisa dikatakan stabil.
2. Menghitung Rasio Cepat ( Quick Ratio)
Jenis rasio selanjutnya adalah rasio cepat atau Quick ratio. Merupakan jenis penjelasan yang lebih lanjut dari rasio lancar. Untuk menghitung rasio jenis ini, cukup dengan menggunakan aktiva lancar kemudian dibandingkan dengan kewajiban lancar. Untuk menghitungnya bisa dengan menggunakan cara ini.
(Aktiva lancar – persediaan) / hutang lancar x 100%
Misalnya untuk sebuah perusahaan yang memiliki aktiva lancar dengan nilai Rp 20 juta, kemudian persedian Rp 12 juta dan kewajiban lancar Rp 16 juta. Untuk menghitungnya bisa menggunakan rumus berikut.
(Rp 20.000.000 – Rp 12.000.000) / Rp 16.000.000 x 100% = 0.5
Hasil dari perhitungan rasio perusahaan ini 0.5 yang memiliki arti bawah kondisi keuangannya sedang tidak sehat.
3. Menghitung Rasio Kas ( Cash Ratio)
Cara menghitung rasio jenis kas yaitu dengan melihatkan kas perusahaan. Sudah pasti tujuannya sama seperti dengan jenis rasio lainnya. Yaitu untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan cara mengacu pada kasa perusahaan. Untuk rumusnya sebagai berikut.
(Kas + surat berharga) / hutang lancar x 100%
Contohnya sebuah perusahaan yang memiliki kas sebesar Rp 5 Juta, terdapat juga surat berharga dengan nilai Rp 3 juta. Sedangkan kewajiban lancarnya sebesar Rp 5 juta. Apabila dihitung menggunakan rumus rasio kas, maka memiliki hasil.
(Rp 5.000.000 + Rp 3.000.000) / Rp 5.000.000 x 100% = 1,6
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini memiliki kondisi keuangan yang sehat dan stabil. Akan tetapi untuk rasio kas ini masih jarang digunakan karena hasilnya tidak begitu realistis dan nilainya sulit dipertahankan.
Itulah beberapa jenis rasio likuiditas yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tentunya penggunaan rasio ini harus dilakukan secara berulang untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.Saat ini telah hadir software yang dapat membantu Anda mengelola bisnis lebih efektif. Anda bisa mendapatkan software canggih ini melalui MAI Accounting dan dapatkan berbagai keuntungannya dengan memasan sekarang juga!