Apa itu Black Friday ?
Black Friday ialah fenomena tahunan yang ramai di Amerika Serikat dan Eropa, masyarakat Indonesia mungkin tidak cukup begitu familiar dengan istilah tersebut. Kalau menggali tahu maknanya, arti Black Friday itu ialah istilah yang digunakan untuk menandai hari Jumat sesudah perayaan Thanksgiving.
Black Friday juga bukan sembarang hari Jumat. Pada hari tersebut, sekian banyak toko bakal memberi diskon besar-besaran. Ada begitu banyak barang murah yang dapat kita dapatkan di ajang seru ini. Toko-toko biasanya menyerahkan diskon besar sekitar 24 jam dalam upaya untuk unik konsumen melakukan pembelian barang hadiah Natal dan tahun baru. Di Amerika Serikat, tempat berawal Black Friday, orang seringkali antre berjam-jam guna mendapatkan barang yang didiskon.
Mengapa disebut Black Friday?
Saat ini, nama Jumat Hitam mengacu pada daftar keuangan pengusaha ritel atau toko-toko yang “bergerak ke hitam” atau bukan lagi merah. Dengan banyaknya orang yang belanja, bisnis ritel menginginkan mendapatkan dana guna menutup sekian banyak biaya pada hari tersibuk orang melakukan pembelian barang ini. Pada mulanya dinamakan Black Friday sebab ada banyak orang yang melakukan pembelian barang dan menyebabkan kemalangan dan terkadang perkelahian. Kepolisian Philadelphia memakai istilah tersebut untuk menggambarkan situasi lalu lintas.
Istilah ini terdaftar pada 1966 oleh Earl Apfelbaum, dealer perangko langka. Dalam iklannya tertulis “ Black Friday” ialah nama yang diserahkan kepolisian Philadelphia pada hari Jumat menyusul hari Thanksgiving. Istilah ini lantas secara resmi dipakai untuk musim melakukan pembelian barang Natal di kota itu. Pada hari sebelum Jumat Hitam, seringkali toko-toko mengeluarkan susunan barang yang bakal dikurangi harganya. Pada tanggal 26 November tahun ini, ialah hari yang dinamakan Cyber Monday, Senin Siber, di mana usaha ritel online mengerjakan penjualan dengan diskon besar.
Dari mana Black Friday bermula?
Black Friday dibuka setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat dan dirasakan sebagai dimulainya melakukan pembelian barang untuk Natal. Hari Thanksgiving ialah hari cuti di Amerika dan keesokan harinya. Jadi sekitar masa ini, orang punya empat hari guna berbelanja, tergolong akhir pekan. Pada tahun-tahun terakhir ini, toko-toko dimulai lebih awal dan diblokir lebih lama guna melayani konsumen. Gagasan ini lantas menyebar ke sekian banyak negara, dengan toko-toko menyerahkan diskon sekitar satu hari atau bahkan satu minggu. Diskon ini seringkali terus berlanjut hingga Cyber Monday, yang dilaksanakan pada Senin sesudah Black Friday. Supermarket Asda, yang mengawali Black Friday, di Inggris, tak lagi ikut serta dalam pemberian diskon sekitar 24 jam ini. Tahun lalu, konsumen berduel karena berebut televisi di antara jaringan supermarket tersebut di Wembley, London.
Jadi dari mana datangnya terma Black Friday ini?
Ada dua teori yang diguna pakai sampai-sampai hari ini. Seorang pengumpul setem edisi khas, Earl Apfelbaum ialah orang kesatu yang memakai terma ini pada tahun 1966. Beliau menjelaskan pada hari selepas Thanksgiving Day, bakal berlaku kesesakan di bandar-bandar serta orang sarat di jalanan. Pastinya bakal ada kecelakaan dan kekecohan pada hari ini. Jadi ia menggelarnya Black Friday.
Teori kedua yang agak relevan ialah kebanyakkan peruncit bakal memberikan keuntungan tertinggi. Ianya merujuk untuk warna dakwat yang dipakai gedung-gedung ini guna merekod jualan; merah bermaksud rugi dan hitam pula untung. Cara merekod seperti ini masih dipakai dan bertahan hingga sekarang.
Anda sedang mencari software akuntansi yang dapat mengontrol promosi anda seperti Black Friday dan lainnya ? Key Accounting & Management Software merupakan pilihan yang tepat untuk anda.